Jumat, 22 Juli 2011

Mencintaimu dengan Sederhana

Ini adalah dua penggal bait yang selalu mengena di hatiku...

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan api kepada kayu
yang menjadikannya abu…

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada…

(oleh : Sapardi Djoko Damono)

Mencintai seseorang dengan sederhana adalah hal sulit untuk dilakukan olehku, sampai saat itu sepertinya aku belum pernah mencapai tahap itu secara tulus hehe...
Bayangkan ketika baru mengawali hubungan yang terjalin, membuatnya seakan-akan menjadi sosok yang baik dan sabar serta menerima kelebihan maupun kekurangannya.

Pada awalnya yang tidak sreg dihati dianggap tidak apa-apa, setidaknya untuk sementara ini...
Lalu lama kelamaan hubungan ini terus berjalan dan kekurangan-kekurangan itu mulai dibahas, mulai menuntut satu sama lain untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu, mulai menetapkan standarisasi dan peraturan masing-masing dalam hubungan tersebut.


Hubungan itu masih tetap berjalan walaupun standard-standard yang ditetapkan dilanggar, lalu mengapa hubungan tersebut masih dapat bertahan kalau kenyataannya standard-standard tersebut sengaja tidak sengaja dilanggar? Jawabannya toleransi, hubungan tersebut diselamatkan oleh toleransi lebih-lebih perasaan sayang yang besar, Namun sangat disayangkan tidak semua pasangan menyadari toleransi itu punya batas dan toleransi bisa mengalahkan rasa sayang yang besar itu.
Ujung-ujungnya pasangan yang melanggar cuma bisa bilang 'ah ga apa-apa kok, kemaren-kemaren juga ga apa-apa, toh dia kan sayang aku...paling juga marah aja..."

SALAH!!! tanpa kita sadari disaat seperti itu batas toleransi pada pasangan justru memuncak, tuntutan-tuntutan tidak dapat terpenuhi menjadi kesalahan fatal, segala kekurangan itu akan selalu menjadi bumerang, dan pada waktunya semuanya berakhir...

Hampir semua hubungan mengalami proses seperti itu kan??
- kalau tidak gagal berarti segala tuntutan/standard itu dapat terpenuhi,
- namun kalau gagal berarti tuntutan/standard itu tidak terpenuhi.

Lalu dimana letak cinta yang sederhana? tidak kutemukan, dan sampai sekarang belum kutemukan. Yang ku lihat hanyalah cinta yang menuntut atau cinta yang terjebak dalam espektasi kesempurnaan. Mungkin suatu hari nanti kutemukan pasangan seperti itu, mungkin juga suatu hari nanti aku bisa mencintai seseorang dengan sederhana.
^___^

#WishMeLuck

0 comments:

Posting Komentar